Rasa Cokelat Bikin Populer sebagai Oleh-oleh



Rasa yang 'Universal' Bikin Cokelat Populer sebagai Oleh-oleh Ilustrasi cokelat.
Cokelat tak hanya diberi saat Valentine, Natal, atau hari besar lainnya. Camilan satu ini juga menjadi pilihan wisatawan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh saat melancong.

Hampir setiap destinasi wisata menyediakan ragam produk cokelat yang bisa dipilih pelancong. Mulai dari yang sederhana, aneka rasa dan varian, hingga cokelat berkualitas tinggi dengan desain serta kemasan unik dan menggemaskan terpampang di banyak toko oleh-oleh.

Para pelancong tinggal memilih cokelat yang sesuai selera dan tentunya, pas di kantong. Bukan tanpa alasan cokelat jadi pilihan untuk buah tangan. Ada beberapa alasan cokelat jadi pilihan wisatawan sebagai pemberian untuk orang-orang terdekat.

Ketika dibeli dalam jumlah banyak, lalu dibagikan ke teman atau rekan kerja, semua dapat menikmati cokelat. Tak ayal, saat diberikan sebagai oleh-oleh, cokelat bisa ludes seketika.

"Cokelat dinikmati secara luas. Anda akan kesulitan mencari orang yang tidak menyukai cokelat," ungkap Wilbur Chocolate, produsen cokelat Amerika sejak 1884, dikutip dari situs resmi Wilbur Buds.

Kandungan di dalam biji kakao--bahan dasar cokelat--diyakini membuat banyak orang menyukai cokelat. Beberapa penelitian menunjukkan, senyawa di dalam cokelat memiliki sifat serupa zat adiktif sehingga membuat orang ketagihan makan cokelat.

Cokelat mengandung senyawa tryptophan, phenylethylalanine, theobromine, yang semuanya mampu membuat otak mengeluarkan hormon dopamin yang membuat otang merasa bahagia dan rileks.



Selain itu, cokelat juga memiliki banyak manfaat kesehatan seperti mengurangi tekanan darah, mencegah stres, dan antioksidan untuk mencegah penuaan.

"Cokelat disamping enak rasanya juga banyak manfaatnya bagi kesehatan. Cokelat hitam tanpa gula dipakai untuk diet Keto. Cokelat batangan atau minuman juga menenangkan dan juga bisa untuk kecantikan," kata pengamat kuliner Vita Datau Messakh.

Varian rasa dan ukuran yang sangat beragam juga menjadi alasan wisatawan memilih cokelat untuk oleh-oleh. Cokelat putih, hitam, susu bahkan campuran dengan rasa lainnya seperti stroberi atau teh hijau banyak tersedia. Inovasi rasa cokelat seakan tak pernah berhenti ditawarkan para produsen.

Belum lagi untuk menarik hati para pelancong, cokelat dibuat dengan desain yang lucu serta kemasan yang menggemaskan.

"Beberapa dikemas cantik dan rasanya pun enak," ujar Vita yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata.

Pertimbangan itu pula lah yang menjadi alasan travel blogger, Alexander Thian, memilih cokelat sebagai oleh-oleh saat berwisata ke luar negeri, terutama Eropa. Padahal, pemilik akun @amrazing ini mengaku tak selalu menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh. Tapi, dia kerap tergoda dengan desain cokelat yang lucu.

"Biasanya kalau misalnya ke negara yang produksi cokelatnya memang enak-enak seperti Swiss, Belgia, atau negara Eropa lainnya aku lebih suka beli cokelat untuk dibagi-bagikan, desainnya lucu-lucu banget," tutur Alexander.

Menurut Alexander, cokelat memberikan kenangan tersendiri bagi orang yang mencicipinya. Meski cokelat habis dalam sekali makan, tak seperti benda lain yang bisa dipakai berulang kali atau dipajang, cokelat tetap akan membekas di hati para penerima.

"Tidak masalah sekali habis atau enggak habis-habis. Ini tentang apresiasi," ujar Alexander yang sudah keliling dunia ini.

Serbuan pelancong ke berbagai destinasi wisata itu pun tak ayal membuat produsen cokelat di sejumlah daerah kebanjiran rezeki. Penjualan cokelat untuk oleh-oleh disebut terus meningkat.

Desain cokelat disebut sangat berpengaruh dalam bikin hati pelancong kepincut. Pipiltin Cocoa, salah satu produsen cokelat di Jakarta, misalnya, yang penjualannya melonjak setelah mengganti desain menjadi lebih berwarna dan kreatif.



"Dulu pada 2013-2014 dengan kemasan yang biasa saja penjualan stagnan. Tapi setelah diganti desain yang menarik dan dibuat berbeda setiap rasa, kenaikannya jauh sekali," ungkap Co-Founder Pipiltin Cocoa, Tissa Aunilla.

Varian rasa yang beragam juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Di Pipiltin, misalnya, ada 21 tipe cokelat batangan dengan desain kemasan yang berbeda satu sama lain. Varian rasa berasal dari daerah asal cokelat seperti Bali, Aceh, dan Flores, lalu ada campuran cokelat dengan rasa unik seperti kentang, sea salt, dan lain sebagainya.

Cokelat single origin asal Bali menjadi oleh-oleh populer yang dicari di Pipiltin. Cokelat ini dinilai memiliki rasa yang gurih dan pas di banyak wisatawan. Ditambah lagi dengan desainnya yang atraktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages