Iklan Scam di Ponsel Android Sedot Baterai



Iklan pada sebuah situs atau aplikasi memang sudah cukup mengganggu, apalagi jika iklan tersebut ternyata juga menyedot daya baterai dan kuota internet secara besar-besaran.

Baru-baru ini ditemukan sebuah jejaring iklan yang melakukan hal tersebut, yaitu menggunakan iklan dalam bentuk video yang bersembunyi di balik iklan banner tradisional di Android, dan menyedot daya baterai besar-besaran.

Iklan semacam ini mirip dengan cryptojacking, yaitu menyusup ke perangkat -- ponsel, tablet, atau PC -- pengguna, dan menggunakannya untuk menambang cryptocurrency. Namun bedanya, penyusupan jaringan pengiklan ini berbentuk video, dan pengguna tentu tak menyadari kehadiran penyusup ini di perangkatnya.

Cara kerja penipuan ini adalah sebagai berikut. Pembuat aplikasi menjual slot banner iklan yang muncul di aplikasi dan bisa dilihat oleh penggunanya. Lalu, di balik banner tersebut si pelaku ternyata memutar video iklan secara otomatis yang tak bisa dilihat oleh pengguna.


Namun curangnya, video tersebut tetap terdaftar sebagai iklan yang sudah ditayangkan dan dilihat oleh pengguna. Jadi, si pemilik aplikasi hanya mendapat uang untuk slot iklan banner non video, namun si pelaku mendapat uang berlipat ganda karena biaya iklan video itu jauh lebih tinggi.

Sementara pengguna aplikasi, meski hanya melihat iklan banner non video, kuota internet dan daya baterainya tetap tersedot karena iklan video itu menghabiskan lebih banyak data dan kuota internet.

Pelakunya bukanlah developer aplikasi, atau bahkan pemilik jaringan iklannya. Pasalnya si pelaku juga menipu pemilik jaringan iklan dengan menyusupkan iklan berbentuk video itu. Parahnya, mereka hanya membeli slot iklan yang murah dan menyusupkan video iklan yang harusnya berbiaya lebih mahal.

Dilansir BuzzFeed, Jumat (22/3/2019), iklan berbentuk video itu berasal dari perusahaan bernama OutStream Media, anak perusahaan dari Aniview. Namun Aniview, yang menjajakan platform teknologi iklan video, menepis tudingan tersebut.

Menurut perusahaan asal Israel itu, penipuan ini dilakukan oleh salah satu anak perusahaannya yang terkena serangan malicious dari pihak ketiga yang tak disebutkan namanya. Mereka pun mengaku sudah menyetop aktivitas malicious itu dan menginvestigasi masalah tersebut.

Dihimpun dari : m.detik.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages